sebuah awal,
Penyesalan,
kesedihan, kemarahan yang kualami tak kunjung membuahkan suatu apapun. Semuanya
terjadi begitu saja, tanpa peduli apakah aku siap menghadapi ini semua. Yang
aku tahu, ini semua terasa sungguh menyakitkan. Aku hanya bisa merasakan
kemarahan, kesedihan, dan kekecewaan yang teramat dalam. Bahkan aku sendiri
tidak pernah membayangkan akan merasakan sesuatu yang begitu menyesakkan dada.
Sejauh ini
semua, sedalam luka yang aku rasakan, seluas kesedihan yang aku alami, aku pun
tidak paham dengan diriku sendiri bagaimana mungkin hatiku masih untuknya?
Bagaimana mungkin aku menyadari bahwa dia masih satu-satunya bagiku? Bagaimana
mungkin diriku masih menyimpan rasa untuknya? Bagaimana mungkin di setiap malam
ku aku masih merindukannya? Bahkan aku pun tidak paham dengan diriku sendiri.
Dia memang
telah pergi, meninggalkan seberkas luka dan membawa separuh jiwaku. Tapi
mengapa hati ini terasa sesak melihat dia bahagia disana meski tidak denganku? Padahal,
melepasnya dan membiarkan dia bahagia disana adalah jalan terbaik yang harus
ditempuh bagi kami. Ternyata, ini perihal ikhlas. Lapang dada dan menerima
apapun yang dia dapat sekarang. Dan membiarkan dia menuju tempat yang membuat
dia lebih bahagia dan menemukan kehidupannya kembali.
Setelah
semua ini, mengapa aku masih tidak tahu jalan keluar apa yang harus aku tempuh?
Jalan keluar mana yang harus aku lalui? Dia, disana, dengan bahagianya yang
baru selalu menemukan jalan keluarnya. Tapi aku? Bahkan sampai detik ini aku
tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan semua ini. Sejauh ini, aku hanya
bisa merasakan semuanya sendiri. Sedangkan dia, disana, berbagi kebahagiaan
dengan orang yang baru.
Komentar
Posting Komentar